Comment

Rupiah

Rupee India mendapatkan simbol resminya pada 15 Juli 2010. Lira Turki mendapatkan simbol resminya pada 1 Maret 2012Ruble Rusia mendapatkan simbol resminya pada 11 Desember 2013. Sedangkan Rupiah tak pernah beranjak kemanapun sejak pertama kali saya membaca utas Typophile terbitan 2 November 2005 ini. Mengetahui kenyataan memilukan ini, tentunya jiwa chauvinist saya terusik, rasa iri dan dengki tak terperi selalu muncul tiap kali lagu ‹Sakitnya Tuh Disini› terdengar di televisi.

Sebenarnya bung Andi AW. Masry sudah pernah pula membahasnya di forum resmi Unicode Consortium—sayangnya ditutup pada 31 Desember 2014 kemarin—di masa lalu, namun hingga kini Rupiah masih saja menjadi anak terlantar tiap kali antrian zakat fitrah datang. Menyiasati hal ini rupanya bung Andi tak kehabisan akal, ia kerapkali menambahkan fitur substitusi OpenType untuk ligature R_p pada beberapa typeface-nya semisal Garuda dan Column Sans.

Bung Fábio Duarte Martins—sang polymath—bahkan pernah menyarankan untuk mengadakan petisi demi inklusi simbol Rupiah di chart Unicode. Saya bilang saya masih terlalu malas untuk memulai revolusi semegah itu. Tentunya bukan tanpa alasan, sebab bagaimana mungkin bisa membuat petisi semacam itu sementara desain simbolnya saja belum pernah ada sama sekali, dan jutaan warga negara Indonesia yang tercinta ini saat ini masih nyaman mengetik huruf ‹R› uppercase dan ‹p› lowercase tiap kali mereka butuh mencantumkan representasi simbol mata uang mereka.

Akan tetapi, sembari menunggu tibanya saat itu, saat Kemenkeu akhirnya resmi menyelenggarakan sayembara desain simbol Rupiah secara nasional, sementara waktu saya akan menghibur diri dengan mendesain glyph ligatureRp› sebanyak mungkin secara berkala lewat proyek sampingan terkini saya, tanpa terlalu merisaukan akan pernah dipakai atau tidak. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Hidup Rupiah! Semoga nilai tukarnya kembali menjadi Rp. 2000 per $1*ngimpi*

Text

… loading Disqus comments